Minggu, 16 Februari 2025

Filosofi Teras

Judul: Filosofi Teras

Penulis: Henry Manampiring

Penerbit: Kompas

Tahun Terbit: 2018

Halaman: 344 halaman

Kategori: Non Fiksi, Filsafat, Pengembangan Diri

Sinopsis

Di zaman sekarang, hidup terasa semakin cepat. Tanpa sadar, saya sering terjebak dalam tekanan sosial, ekspektasi, dan overthinking yang seolah tidak ada habisnya. Saya terlalu sering memikirkan hal-hal yang sebenarnya berada di luar kendali mulai dari pendapat orang lain, hasil usaha yang belum tentu sesuai ekspektasi, hingga hal-hal kecil yang tidak seharusnya saya pikirkan terlalu dalam.

Awalnya, saya tidak terlalu tertarik dengan Filosofi Teras karena mengira ini hanya buku pengembangan diri biasa. Namun setelah membacanya, saya justru menemukan bahwa filosofi yang dibahas di dalamnya bisa menjadi pegangan hidup untuk menghadapi segala situasi dengan lebih tenang dan rasional.

Filosofi Teras Itu Apa?

Buku ini memperkenalkan saya pada Stoisisme, sebuah filosofi Yunani-Romawi kuno yang ternyata masih sangat relevan dengan kehidupan modern. Henry Manampiring menyebutnya sebagai Filosofi Teras karena konsep ini diibaratkan seperti “teras rumah” — dasar berpikir yang kuat untuk menopang kehidupan sehari-hari.

Inti ajaran Stoisisme adalah agar kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, dan tidak terlalu larut dalam hal-hal yang berada di luar kendali kita.

Salah satu konsep yang paling berkesan bagi saya adalah Dikotomi Kendali. Konsep ini mengajarkan kita untuk membedakan mana yang bisa dikendalikan dan mana yang tidak. Misalnya, saya tidak bisa mengatur apa yang orang lain katakan tentang saya, tapi saya bisa mengontrol bagaimana saya menanggapinya. Saya juga tidak bisa memastikan hasil dari kerja keras saya, tapi saya bisa memastikan seberapa besar usaha yang saya lakukan. Setelah memahami ini, saya jadi lebih santai dan tidak mudah stres menghadapi hal-hal yang sebenarnya tidak bisa saya ubah.

Selain itu, buku ini juga mengenalkan konsep Premeditatio Malorum, yaitu latihan mental dengan membayangkan kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Awalnya saya mengira latihan ini akan membuat saya lebih pesimis, tapi ternyata justru membuat saya lebih siap menghadapi kenyataan. Misalnya, ketika saya sudah membayangkan kemungkinan gagal sebelum presentasi, saya tidak akan terlalu panik jika terjadi kesalahan kecil di tengah-tengahnya. Bukan berarti saya mengharapkan hal buruk terjadi, tapi dengan persiapan mental, saya bisa lebih tenang menghadapi situasi yang tidak sesuai harapan.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku

Menurut saya, kelebihan utama buku ini adalah gaya bahasanya yang ringan dan mudah dipahami. Henry Manampiring menulis dengan cara yang sangat relate dengan kehidupan sehari-hari, sehingga saya bisa langsung nyambung dengan contoh-contoh yang ia berikan mulai dari overthinking karena media sosial, kecemasan soal masa depan, hingga cara menghadapi kegagalan.

Namun, bagi pembaca yang ingin mendalami Stoisisme dari sisi akademik atau filosofis, mungkin akan merasa buku ini sedikit terlalu sederhana. Filosofi Teras lebih menekankan pada penerapan praktis daripada pembahasan mendalam mengenai sejarah atau teori Stoisisme.

Kesimpulan: Worth It Dibaca Nggak?

Bagi saya pribadi, Filosofi Teras adalah salah satu buku yang berhasil mengubah cara pandang saya terhadap hidup. Setelah membacanya, saya jadi lebih sadar bahwa selama ini saya sering menghabiskan waktu dan energi untuk hal-hal yang tidak bisa saya kendalikan. Saya belajar untuk lebih fokus pada diri sendiri, tidak mudah tersulut emosi, dan lebih menerima apa pun yang terjadi di luar kendali saya.

Jadi, kalau kamu sering merasa overthinking, gampang stres, atau terlalu peduli dengan pendapat orang lain, buku ini wajib banget dibaca. Ini bukan sekadar buku pengembangan diri, tapi sebuah panduan berpikir yang bisa membuat hidup lebih tenang, rasional, dan terarah.

Worth it? Menurut saya, banget.