Jumat, 11 Juli 2025

Satu Hari Sekali



Ada hari-hari ketika dunia terasa terlalu berat untuk dijalani.
Pikiran terus berbicara, menghakimi, mempertanyakan segalanya.
Suara di kepala begitu bising sampai sulit mendengar apa pun selain kecemasan sendiri.
Hati pun ikut lelah, seolah gak punya tempat untuk beristirahat.

Overthinking sering datang tanpa alasan.
Hal-hal kecil bisa terasa berat, satu kata dari orang lain bisa terus terulang di kepala.
Kadang bahkan keluar rumah atau memulai sesuatu terasa seperti melawan dunia.

Tapi di tengah semua itu, langkah kecil tetap dilakukan.
Mata tetap terbuka di pagi hari, tubuh tetap bergerak, walau hanya untuk hal sederhana.
Senyum tetap dicoba, meski di dalam hati masih ada luka yang belum sembuh.
Dan setiap kali berhasil bertahan satu hari lagi, aku bilang pada diri sendiri:

“Gak apa-apa, satu hari sekali aja.”

Gak ada aturan yang menyuruh untuk selalu kuat.
Gak harus selalu terlihat baik-baik aja.
Yang penting, tetap berusaha dengan cara sendiri sekecil apa pun langkahnya.
Hari buruk itu wajar. Tangis di kamar bukan tanda lemah.
Kalau hari ini cuma bisa tidur dan diam, juga gak apa-apa.
Selama besok masih mau mencoba lagi.

Satu hari lagi.
Satu langkah lagi.
Satu napas lagi.

Kadang kita lihat orang lain berjalan ringan, seolah hidupnya mudah.
Padahal, setiap orang punya luka dan cara sembuh yang berbeda.
Jadi, jangan bandingkan perjalananmu dengan siapa pun.
Yang penting, terus berjalan. Pelan gak apa-apa. Gemetar pun gak apa-apa.

Buat kamu yang sedang merasa lelah  berhenti sebentar.
Tarik napas pelan. Kalau bisa, keluar sebentar dan beli makanan favoritmu.
Nikmati rasanya, sekecil apa pun kebahagiaan itu.
Biarkan hal sederhana mengingatkan kamu bahwa hidup gak sepenuhnya buruk.

Gak perlu terburu-buru untuk pulih.
Bertahan hari ini aja udah luar biasa.
Mungkin besok masih berat, tapi gak apa-apa.
Selama kamu masih mau berjalan satu hari sekali,
itu udah bukti kamu jauh lebih kuat dari yang kamu kira.

-Dev