Minggu, 29 Desember 2024

Hujan

Judul: Hujan

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2016

Kategori: Fiksi, Romansa


Ulasan Buku

Saya baru saja selesai membaca Hujan, dan jujur, buku ini benar-benar menguras emosi. Ceritanya tentang Lail dan Esok, dua tokoh yang hidup di dunia yang telah berubah akibat bencana besar. Mereka sama-sama berjuang untuk bertahan hidup sambil menghadapi masa lalu yang tidak mudah. Sepanjang cerita, saya diajak memahami bagaimana seseorang belajar menerima kehilangan, bangkit dari kesedihan, dan menemukan arti kebahagiaan di tengah dunia yang sudah tidak sama lagi.

Menurut saya, Hujan punya cerita yang dalam dan penuh makna. Seperti karya Tere Liye lainnya, buku ini berhasil membuat pembaca ikut merasakan emosi para tokohnya. Lail, dengan segala luka dan ketakutannya, serta Esok yang penuh ambisi dan rasa tanggung jawab, berhasil menghadirkan dinamika emosional yang kuat. Alurnya mengalir dengan tenang, meskipun di beberapa bagian terasa sedikit lambat. Namun justru dari bagian-bagian itu, saya bisa lebih memahami perjuangan dan pertumbuhan karakter mereka.

Hal yang paling saya sukai dari buku ini adalah pesan moralnya. Kita diajak untuk menyadari bahwa kehilangan adalah bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari. Namun, yang paling penting bukanlah seberapa dalam kita kehilangan, melainkan bagaimana kita bisa menerima dan terus melangkah setelahnya. Banyak momen dalam buku ini yang membuat saya terharu, terutama saat Lail merenungkan arti hidup, cinta, dan harapan.

Kesimpulan

Buku Hujan cocok untuk kamu yang menyukai kisah dengan makna mendalam dan nuansa reflektif. Ceritanya tidak hanya menyentuh hati, tapi juga memberikan pelajaran berharga tentang keberanian untuk melepaskan dan berdamai dengan masa lalu.

Bagi saya pribadi, Hujan bukan sekadar novel romantis biasa, tetapi sebuah pengingat bahwa hidup akan terus berjalan, meskipun ada banyak hal yang harus kita lepaskan di sepanjang jalan. Kalau kamu sedang mencari bacaan yang bisa membuatmu berpikir dan merenung, buku ini benar-benar layak untuk kamu baca.

 

 

Sabtu, 21 Desember 2024

Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodoamat

Seni Bersikap Bodo Amat

Judul: The Subtle Art of Not Giving a F*ck

Penulis: Mark Manson

Kategori: Pengembangan Diri, Psikologi

Penerbit: HarperOne

Tahun Terbit: 2016

Jumlah Halaman: 224

Dalam hidup, kita sering dihadapkan pada berbagai pendapat, kritik, dan ekspektasi dari orang lain. Sejak kecil, kita diajarkan untuk peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang cara kita berbicara, berpakaian, hingga keputusan yang kita ambil. Tapi semakin dewasa, saya sadar bahwa tidak semua hal perlu didengar, tidak semua komentar harus diambil hati, dan tidak semua ekspektasi harus dipenuhi.

Bersikap bodo amat bukan berarti cuek atau tidak peduli terhadap apa pun. Justru sebaliknya, ini tentang memilih dengan bijak mana hal yang benar-benar penting untuk diperhatikan dan mana yang sebaiknya dilepaskan. Saya juga pernah merasa cemas dan lelah karena berusaha menyenangkan semua orang. Namun pada akhirnya, saya sadar bahwa semakin keras kita mencoba memuaskan semua orang, semakin besar kemungkinan kita kehilangan diri sendiri.

Mark Manson dalam buku ini mengajarkan bahwa hidup tidak akan pernah bebas dari masalah, tapi kita bisa memilih masalah mana yang layak diperjuangkan. Ia menekankan bahwa menerima keterbatasan, kegagalan, dan rasa sakit adalah bagian penting dari pertumbuhan. Hidup yang baik bukanlah hidup tanpa kesulitan, tapi hidup yang dijalani dengan kesadaran bahwa kita hanya punya energi terbatas jadi gunakanlah untuk hal-hal yang benar-benar berarti.

Buku ini tidak menawarkan solusi ajaib untuk membuat hidup terasa lebih mudah, tapi justru mengajak kita untuk lebih realistis dan berani menghadapi kenyataan. The Subtle Art of Not Giving a Fck* memberi perspektif baru bahwa kebahagiaan sejati datang bukan dari menghindari masalah, tapi dari memilih dengan sadar apa yang pantas diperjuangkan.

Kesimpulan

Seni bersikap bodo amat bukan berarti berhenti peduli, melainkan belajar menempatkan kepedulian pada hal yang tepat. Tidak semua orang akan menyukai kita, dan itu tidak apa-apa. Yang terpenting adalah bagaimana kita tetap setia pada diri sendiri tanpa harus hidup di bawah bayang-bayang ekspektasi orang lain.

Buku ini cocok untuk siapa pun yang sering merasa terbebani oleh penilaian orang, takut gagal, atau terlalu banyak berpikir tentang bagaimana tampil sempurna. Setelah membaca buku ini, saya belajar bahwa menjadi bodo amat bukan berarti berhenti peduli tapi justru cara paling sehat untuk mulai hidup dengan lebih tenang dan jujur pada diri sendiri.